Rabu, 09 Oktober 2013

Satu Kata. Bias.

Bias. Bahkan gestur terlemahmupun aku artikan sebagai sesuatu yang berharga, dan patut diabadikan.

Bias. Bahkan jIka melihatmu secara langsung saja aku tidak akan pernah bisa, bagaimana aku bisa berhenti mengidolakanmu?

Bias. Bahkan kau mengacuhkanku sekalipun, aku tidak akan pernah mau membalasnya. Aku seperti kata mereka, cinta itu buta.

Bias. Jika dengan mengidolakanmu aku dianggap aneh oleh mereka, aku rela menjadi aneh untuk selamanya.

Bias. Jika bermimpi adalah satu-satunya cara agar aku bisa melihatmu, aku rela tidur hingga aku lupa cara untuk bangun.

Bias. Jika Tuhan adalah zat yang Maha-Sempurna, apakah boleh aku menyebutmu ciptaannya yang mendekati garis sempurna?

Bias. Jika mendekati hatimupun itu terasa sangat tindak mungkin, bagaimana jadinya jika aku berniat untuk menggapainya? Apa kata 'tidak mungkin' cukup untuk menjawabnya?

Bias. Kita berbeda bahasa, tempat tinggal, budaya, kuliner bahkan kebiasaan, bukan berarti kita berbeda hatikan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar